Tugas Makalah Bahas Indonesia
Pendahuluan
Dalam
komunikasi peranan bahasa sungguh sangat penting. Informasi apapun yang
disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai
alat komunikasi dan interaksi yang hanya
dimiliki manusia. Di Indonesia kebutuhan dunia komunikasi terhadap bahasa Indonesia
telah memungkinkan bahasa tersebut mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia
semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangannya. Kita tahu bahwa masyarakat
kita (Indonesia) sangat menjunjung kesantunan dalam
berbahasa.
Senada dengan pendapat (St. Y. Slamet 2008:31) Bahasa merupakan alat
komunikasi yang umum dalam masyarakat. Bahasa diucapkan dan didengar, bukan
ditulis dan dibaca, disamping tetap ada yang diucapkan dan didengarkan. Seseorang
yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide atau
gagasan kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide itu sehingga dapat
diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak berbicara.
Oleh
karenanya keterampilan dalam berbahasa Indonesia untuk menyampaikan informasi
mutlak diperlukan agar tidak salah kaprah dalam penyampaiannya. Makna yang akan
disampaikan tidak hanya terkait dengan pemilihan kata, tetapi juga cara
penyampaiannya. Sebagai contoh, pemilihan kata yang tepat apabila
disampaikan dengan cara kasar akan tetapi dianggap kurang santun.
Di Indonesia
khususnya Negara yang memiliki beragam bahasa daerah masih sering menggunakan
dialek dan logat daerahnya masing – masing. Tentu Negara kita juga memiliki
bahasa pemersatu yang dipakai secara formal dalam berbagai keperluan yaitu
bahasa Indonesia.
Lalu muncul
pertanyaan keterampilan berbahasa Indonesia harus dipelajari bukan ? tentu “ya”
karena ada saja orang yang belum menegerti / menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik. Dengan mempelajari keterampilan berbahasa indonesai tentu akan membentuk pribadi yang bisa
mengguanakan bahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Pembahasan
- Pentingnya berbahasa
Bahasa
sebagai alat komunikasi tentu sangat vital fungsinya. Sebagai alat komunikasi
bahasa membuat seseorang dapat berinteraksi satu sama lainya. Tanpa interaksi
manusia yang satu dengan yang lainnya sudah dipastikan akan lumpuh.
Begitu pula
melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan
serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan adanya bahasa
sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia: peristiwa-peristiwa,
binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya,
akan mendapat tanggapan dalam pikiran manusia. Disusun dan diungkapkan kembali
kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini
memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan
lingkungan sosialnya. Yang memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan,
adat istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing-masing.
Dalam hal ini bahasa menjadi sesuatu
yang vital dan harus bisa dikuasai oleh semua orang bagaimana keterampilan
berbahasa, agar orang tersebut dapat
menggunakan bahasa yang baik dalam keseharian dan situasi dalam
masyarakat tersebut.
- Fungsi bahasa
Fungsi bahasa
dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri. Dasar dan
motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa:
a. Alat untuk
menyatakan ekspresi diri
Bahasa
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat didalam dada kita,
sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan
kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain:
1) Agar menarik
perhatian orang lain terhadap kita
2) Keinginan untuk
membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Sebenarnya
semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan diatas tidak terpisah satu sama
lain dalam kenyataan sehari-hari.
b. Alat komunikasi
Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikiran, dan
kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari
dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek-moyang kita, serta apa yang
dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita.
c. Alat mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa,
disamping sebagai alat salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan
orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara
efesien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan
tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang
dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efesiensi yang
setinggi-tingginya.
d. Alat mengadakan
kontrol sosial
Yang dimaksud
dengan kontrol sosial adalah usaha
untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk orang-orang lain. Tingkah
laku itu dapat bersifat terbuka (overt:
yaitu tingkah laku yang dapat diamati atau diobservasi), maupun yang bersifat
tertutup (convert: yaitu tingkah laku
yang tak dapat diobservasi).
Semua kegiatan
sosial akan berjalan dengan baik karena dapat diatur dengan mempergunakan
bahasa. Semua tutur pertama-tama dimaksudkan untuk mendapat tanggapan, baik
tanggapan yang berupa tutur, maupun tanggapan yang berbentuk perbuatan atau
tindakan. Seorang pemimpin akan kehilangan kewibawaanya, bila bahasa yang
dipergunakan untuk menyampaikan instruksi atau penerangan kepada bawahanya,
adalah bahasa yang kacau dan tak teratur. Kekacauan dalam bahasanya akan
menggagalkan pula usaha untuk mempengaruhinya tingkah laku dan tindak-tanduk
bawahannya. (Gorys Keraf 1973:6)
- Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
4. Jenis – Jenis Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa,
terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak),
berbicara, membaca, dan menulis.
- Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami
bahasa lisan yang bersifat
reseftif. Dengan demikian di sini
berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus
memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan
mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadarinya
. Seperti contoh sewaktu kita masih balita kita sering mendengar orang tua kita
menyebut “ibu” atau “ayah” dan kita menggunakan kata “ibu” dan “ayah” yang tadi
kita dengar untuk memanggil orang tua kita.
Tekadang
dalam menyimak ada 2 situasi yang akan kita hadapi. Yaitu interaktif dan non
interaktif. Interaktif adalah suatu situasi kita secara bergantian menerima
informasi, memberi informasi dan meminta pembicara melambatkan / mempercepat
tempo berbicara. Jadi dalam situasi ini kita dapat berinteraksi satu sama lain.
Contoh dalam situasi ini adalah saat kita berbicara di telepon. Yang kedua non
interaktif yaitu kita hanya menerima informasi saja dan tidak ada interaksi
antar si pembicara dan penerima informasi. Contohnya adalah menonton tv,
mendengarkan radio, atapun menonton film.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
- Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
- Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
- Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
- Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
- Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns)
- Keterampilan berbicara
Sama
halnya dengan menyimak berbicara pun terdapat beberapa situasi.
Diantaranya
adalah interaktif, semi interaktif, dan noninteraktif. Dalam situasi interaktif
kita dapat bercakap – cakap satu sama lain secara langsung atau bila melalui
telepon kita bisa bercakap – cakap saling berbicara dan mendengarkan secara
bergantian.
Dalam situasi semi interaktif kita memang tidak dapat berinteraksi
satu sama lain kepada lawan bicara tetapi kita dapat melihat reaksi pendengar
secara langsung. Sebagai contoh saat kita member pidato secara langsung didepan
umum, kita dapat melihat ekspresi audiens saat menanggapi pidato kita dengan
melihat mimik wajah mereka, bahasa tubuh dan pandangan mata mereka. Dan situasi
terakhir situasi noninteraktif kita tidak dapat melihat reaksi lawan bicara
kita dan mereka juga hanya bisa mendengar kita saja.
Berikut
ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana pembicara
harus dapat;
- Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
- Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
- Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
- Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
- Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.
- Keterampilan membaca
Keterampilan
membaca adalah keterampilan dasar yang biasanya paling
cepat
dikuasai oleh kita. Biasanya keterampilan ini memiliki banyak metode dan bisa
dikembangkan sendiri. Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan
proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah:
- Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
- Mengenal kosakata.
- Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
- Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
- Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
- Keterampilan menulis
Keterampilan
menulis adalah keterampilan yang menghasilkan tulisan
yang dapat memberikan informasi kepada orang yang
membacanya. Keterampilan ini biasanya yang paling sulit. Karena kita menulis
bukan hanya menyalin tulisan oranglain, kita juga harus bisa mengembangkan
pokok pikiran kita kedalam kalimat yang bisa memberikan informasi atau dapat
dipahami.
Lalu keterampilan apa yang bisa
membuat kita bisa mengembangkan kemampuan menulis kita ? adalah diri kita
sendiri. Menulis berarti menuangkan ide pokok pemikiran yang ingin kita
sampaikan pada pembaca secara teratur dan terstruktur dan semua itu bisa dilatih
oleh diri kita. Caranya adalah dengan banyak menulis dan membiarkan orang
membaca tulisan kita. Contoh cobalah menulis diforum – forum di internet agar
orang bisa membaca tulisan kita seperti membuat blog, atau memposting suatu
tulisan di kaskus.
- Keterkaitan keterampilan berbahasa
Setelah kita mengetahui pentingnya berbahasa dan
juga mengetahui apa saja keterampilan berbahasa yang harus dipelajari, tentu
kita berfikir bahwa keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang
erat satu sama lain. Keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
saling berpengaruh satu sama lain untuk menghasilkan cara berkomunikasi yang
baik. Berikut apa saja keterampilan yang
saling berkaitan satu sama lain :
- Keterampilan menyimak dan berbicara
Menyimak dan berbicara adalah 2 hal
yang saling berhubungan. Dalam suatu percakapan antar 2 orang keterampilan ini
mutlak dibutuhkan, bagaimana si A berbicara menyampaikan informasi dan pada
saat itu juga si B menyimak informasi yang diberikan, begitu pula sebaiknya.
Namun ada saja situasi dimana
terjadi situasi Non Interaktif dimana kita hanya meyimak informasi yang
diberikan oleh si pembicara. Lalu untuk melatih kedua keterampilan ini secara
bersama – sama dalam situasi yang interaktif sebaiknya kita menggunakan metode
diskusi kelompok, ataupun Tanya jawab agar nanti ke dua pihak dapat bergantuan
menyimak dan berbicara.
- Keterampilan membaca dan menyimak
Keterampilan membaca dan meyimak
adalah keterampilan yang penting dalam penyampaian informasi. Si pembaca menggunakan
keterampilan membacanya dan si pendengar menyimak dengan baik informasi yang
dibacakan. Si pendengar menyimak informasi harus sesuai informasi yang
diberikan agar tidak terjadi miss
communication antar kedua pihak.
Dalam menyimak informasi yang disampaikan
oleh pembaca ada tujuan dibalik si pendengar tersebut menyimak informasi yang
diberikan yaitu:
Ø Menyimak kreatif: menyimak yang
bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
Ø Menyimak kritis: menyimak yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif.
Ø Menyimak ekstrinsik: menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal yang tidak umum dan lebih bebas.
Ø Menyimak selektif: menyimak yang
dilakukan secara sungguh-sungguh, dan memilih untuk mencari yang terbaik.
Ø Menyimak sosial: menyimak yang
dilakukan dalam situasi-situasi sosial.
Ø Menyimak estetik: menyimak yang
apresiatif, menikmati keindahan cerita, puisi, dll.
Ø Menyimak konsentratif: menyimak yang
merupakan sejenis telaah atau menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk.
- Keterampilan membaca dan menulis
Membaca dan menulis adalah kedua
keterampilan dalam ragam tulis. Membaca adalah kegiatan yang bersifat produktif
yang mendapatkan informasi dan menulis adalah kegiatan reseptif yang
menghasilkan informasi.
Seorang penulis biasanya menuangkan
gagasan, pikirannya, dan informasi yang dia ingin sampaikan dalam bentuk
tulisan. Dan seorang pembaca berusaha memahami gagasan, pikiran, dan informasi
dari si penulis yang disampaikan olehnya melalui tulisan.
Membaca adalah suatu proses kegiatan
yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap
tertentu (Burns, 1985). Proses tersebut berupa penyandian kembali dan
penafsiran sandi. Kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa,
kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya
(Anderson, 1986). Lebih dari itu, pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan
maksud penulis berdasarkan pengalamannya (Ulit, 1995). Sejalan dengan hal
tersebut, Kridalaksana (1993) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan
mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambing-lambang grafis dan
perubahannya menjadi bicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau
pengujaran keras-keras. Kegiatan membaca dapat bersuara nyaring dan dapat pula
tidak bersuara (dalam hati). Menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambing-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafis tersebut
(Bryne, 1983). Lebih lanjut Bryne menyatakan bahwa mengarang pada hakikatnya
bukan sekedar menulis symbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan
kata-kata tersusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi
mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui
kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah
pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa
dalam kegiatan karang-mengarang, pengarang menggunakan bahasa tulis untuk
menyatakan isi hati dan buah pikirannya secara menarik kepada pembaca. Oleh
karena itu, di samping harus menguasai topik dan permasalahannya yang akan
ditulis, penulis dituntut menguasai komponen :
a.
Grafologi
b. Struktur
c.
Kosakata
d. kelancaran.
Aktivitas
menulis mengikuti alur proses yang terdiri atas beberapa tahap. Mckey
mengemukakan tujuh tahap yaitu :
a.
pemilihan dan pembatasan masalah.
b. pengumpulan bahan.
c.
penyusunan bahan.
d. pembuatan kerangka karangan.
e.
penulisan naskah awal.
f.
Revisi.
g. penulisan naskah akhir.
Secara garis besar proses
dalam menghasilkan suatu tulisan adalah sebagai berikut :
- Pramenulis
Dalam
tahap ini seorang penulis sedang menentukan ide/gagasan, menentukan judul
karangan, menentukan tujuan, bentuk/jenis tulisan, membuat kerangka tulisan,
dan mengumpulkan bahan – bahan materi tulisan.
Biasanya
dalam mencari bahan untuk menulis seorang penulis mencari bahannya melalui
metode observasi, wawancara ke narasumber, membaca buku, Koran , majalah, ataupun
browsing di dunia maya dalam era modern kali ini. Setelah dapat dia akan
menentukan jenis tulisan naratif , deskriptif, persuasi, atau ekposisi. Setelah itu dia akan menentukan gaya penulisan
yang digunakan olehnya ditulisan tersebut.
- Menulis
Dalam
tahap ini seorang penulis sudah menjabarkan ide dan gagasan yang dia punyai
dalam bentuk tulisan. Kata demi kata dirangkai menjadi kalimat dan kemudian
disusun menjadi suatu paragraf. Dalam tahap ini pengetahuan penulis dibidang
kebahasaan dan teknik penulisan harus digunakan.
Pengetahuan
kebahasaan dibutuhkan untuk menentukan gaya bahasa, pemilihan kata dan
pembentukan kalimat. Pengetahuan teknik penulisan diterapkan oleh penulis untuk
membuat struktur kalimat dari awal sampai akhir paragraf.
- Merevisi
Tahap
merevisi dilakukan saat proses menulis selesai dilakukan. Pada tahap ini
seorang penulis mengoreksi kalimat, struktur karangan dan kebahasaan. Dalam
pengoreksian kali ini penulis mengoreksi susunan karangan sudah betul atau
tidak, pemilihan kalimat yang jelas, dan tanda bahasa yang sudah tepat.
- Mengedit
Dalam
tahap ini penulis menentukan ukuran kertas, ukuran margin, ukuran huruf, dan
pengaturan spasi. Kadang dalam proses ini seorang penulis memasukan
gambar/bahan yang perlu ditambahkan dalam karangan. Hal itu dimaksudkan agar
pembaca dapat lebih memahami lagi tulisan yang dia buat.
- Mempublikasi
Mempublikasikan
adalah proses yang penting. Dalam tahap ini penulis mempublikasikan hasil tulisannya
dalam bentuk cetak / noncetak ( elektronik ). Dalam era saat ini
mempublikasikan tidak harus dicetak ke penerbit bisa juga dipublikasikan di
website pribadi ( blog ), di forum – forum media lain seperti kompasiana, blog
detik.com, ataupun dikaskus.
Daftar
pustaka
Maidar G.
Arsjad dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan
Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
St Y. Slamet. 2008. Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Surakarta: UNS Press.
Muhamadi. 2012 .
“makalah pengaruh bahasa Indonesia dalam masyarakat“ Dalam
http://moehamadie.blogspot.com/2012/03/makalah-pengaruh-bahasa-indonesia
dalam.html diunduh pada tanggal 25 Desember 2012 pukul 13.00
Tanaku Intan.2012.
“makalah bahasa Indonesia keterampilan berbahasa Indonesia” Dalamhttp://inthapharm.blogspot.com/2012/04/makalah-bahasa-indonesia-keterampilan.html
diunduh pada tanggal 25 Desember 2012 pukul 13.25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar