Minggu, 06 Januari 2013

Makalah Bahasa Indonesia


Tugas Makalah Bahas Indonesia

Pendahuluan

Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh sangat penting. Informasi apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki manusia. Di Indonesia kebutuhan dunia komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah memungkinkan bahasa tersebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangannya. Kita tahu bahwa masyarakat kita (Indonesia) sangat menjunjung kesantunan dalam berbahasa.

Senada dengan pendapat (St. Y. Slamet 2008:31) Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Bahasa diucapkan dan didengar, bukan ditulis dan dibaca, disamping tetap ada yang diucapkan dan didengarkan. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak berbicara.

Oleh karenanya keterampilan dalam berbahasa Indonesia untuk menyampaikan informasi mutlak diperlukan agar tidak salah kaprah dalam penyampaiannya. Makna yang akan disampaikan tidak hanya terkait dengan pemilihan kata, tetapi juga cara penyampaiannya. Sebagai contoh, pemilihan kata yang tepat apabila disampaikan dengan cara kasar akan tetapi dianggap kurang santun.

Di Indonesia khususnya Negara yang memiliki beragam bahasa daerah masih sering menggunakan dialek dan logat daerahnya masing – masing. Tentu Negara kita juga memiliki bahasa pemersatu yang dipakai secara formal dalam berbagai keperluan yaitu bahasa Indonesia.

Lalu muncul pertanyaan keterampilan berbahasa Indonesia harus dipelajari bukan ? tentu “ya” karena ada saja orang yang belum menegerti / menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Dengan mempelajari keterampilan berbahasa indonesai  tentu akan membentuk pribadi yang bisa mengguanakan bahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Pembahasan

  1. Pentingnya berbahasa

Bahasa sebagai alat komunikasi tentu sangat vital fungsinya. Sebagai alat komunikasi bahasa membuat seseorang dapat berinteraksi satu sama lainya. Tanpa interaksi manusia yang satu dengan yang lainnya sudah dipastikan akan lumpuh.

Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia: peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya, akan mendapat tanggapan dalam pikiran manusia. Disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Yang memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing-masing.

Dalam hal ini bahasa menjadi sesuatu yang vital dan harus bisa dikuasai oleh semua orang bagaimana keterampilan berbahasa, agar orang tersebut dapat  menggunakan bahasa yang baik dalam keseharian dan situasi dalam masyarakat tersebut.

  1. Fungsi bahasa

Fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa:

a.       Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat didalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain:
1)      Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
2)      Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan diatas tidak terpisah satu sama lain dalam kenyataan sehari-hari.
b.      Alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikiran, dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek-moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita.

c.       Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa, disamping sebagai alat salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efesien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efesiensi yang setinggi-tingginya.

d.      Alat mengadakan kontrol sosial
Yang dimaksud dengan kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk orang-orang lain. Tingkah laku itu dapat bersifat terbuka (overt: yaitu tingkah laku yang dapat diamati atau diobservasi), maupun yang bersifat tertutup (convert: yaitu tingkah laku yang tak dapat diobservasi).

Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena dapat diatur dengan mempergunakan bahasa. Semua tutur pertama-tama dimaksudkan untuk mendapat tanggapan, baik tanggapan yang berupa tutur, maupun tanggapan yang berbentuk perbuatan atau tindakan. Seorang pemimpin akan kehilangan kewibawaanya, bila bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan instruksi atau penerangan kepada bawahanya, adalah bahasa yang kacau dan tak teratur. Kekacauan dalam bahasanya akan menggagalkan pula usaha untuk mempengaruhinya tingkah laku dan tindak-tanduk bawahannya. (Gorys Keraf 1973:6)

  1. Pengertian Keterampilan Berbahasa

            Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).

4.      Jenis – Jenis Keterampilan Berbahasa 
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.

  1. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat
reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadarinya . Seperti contoh sewaktu kita masih balita kita sering mendengar orang tua kita menyebut “ibu” atau “ayah” dan kita menggunakan kata “ibu” dan “ayah” yang tadi kita dengar untuk memanggil orang tua kita.
            Tekadang dalam menyimak ada 2 situasi yang akan kita hadapi. Yaitu interaktif dan non interaktif. Interaktif adalah suatu situasi kita secara bergantian menerima informasi, memberi informasi dan meminta pembicara melambatkan / mempercepat tempo berbicara. Jadi dalam situasi ini kita dapat berinteraksi satu sama lain. Contoh dalam situasi ini adalah saat kita berbicara di telepon. Yang kedua non interaktif yaitu kita hanya menerima informasi saja dan tidak ada interaksi antar si pembicara dan penerima informasi. Contohnya adalah menonton tv, mendengarkan radio, atapun menonton film.
  
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
  • Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
  • Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
  • Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
  • Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
  • Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns) 

  1. Keterampilan berbicara
Sama halnya dengan menyimak berbicara pun terdapat beberapa situasi.
Diantaranya adalah interaktif, semi interaktif, dan noninteraktif. Dalam situasi interaktif kita dapat bercakap – cakap satu sama lain secara langsung atau bila melalui telepon kita bisa bercakap – cakap saling berbicara dan mendengarkan secara bergantian.
Dalam situasi semi interaktif kita memang tidak dapat berinteraksi satu sama lain kepada lawan bicara tetapi kita dapat melihat reaksi pendengar secara langsung. Sebagai contoh saat kita member pidato secara langsung didepan umum, kita dapat melihat ekspresi audiens saat menanggapi pidato kita dengan melihat mimik wajah mereka, bahasa tubuh dan pandangan mata mereka. Dan situasi terakhir situasi noninteraktif kita tidak dapat melihat reaksi lawan bicara kita dan mereka juga hanya bisa mendengar kita saja. 

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana pembicara harus dapat;
  • Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
  • Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
  • Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
  • Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
  • Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.

  1. Keterampilan membaca
Keterampilan membaca adalah keterampilan dasar yang biasanya paling
cepat dikuasai oleh kita. Biasanya keterampilan ini memiliki banyak metode dan bisa dikembangkan sendiri. Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah:
  • Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
  • Mengenal kosakata.
  • Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan  gagasan utama.
  • Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari   konteks tertulis.
  • Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
  1. Keterampilan menulis
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang menghasilkan tulisan
yang dapat memberikan informasi kepada orang yang membacanya. Keterampilan ini biasanya yang paling sulit. Karena kita menulis bukan hanya menyalin tulisan oranglain, kita juga harus bisa mengembangkan pokok pikiran kita kedalam kalimat yang bisa memberikan informasi atau dapat dipahami.

            Lalu keterampilan apa yang bisa membuat kita bisa mengembangkan kemampuan menulis kita ? adalah diri kita sendiri. Menulis berarti menuangkan ide pokok pemikiran yang ingin kita sampaikan pada pembaca secara teratur dan terstruktur dan semua itu bisa dilatih oleh diri kita. Caranya adalah dengan banyak menulis dan membiarkan orang membaca tulisan kita. Contoh cobalah menulis diforum – forum di internet agar orang bisa membaca tulisan kita seperti membuat blog, atau memposting suatu tulisan  di kaskus.   


  1. Keterkaitan keterampilan berbahasa
Setelah kita mengetahui pentingnya berbahasa dan juga mengetahui apa saja keterampilan berbahasa yang harus dipelajari, tentu kita berfikir bahwa keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain. Keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis saling berpengaruh satu sama lain untuk menghasilkan cara berkomunikasi yang baik. Berikut apa saja keterampilan  yang saling berkaitan satu sama lain :

    1. Keterampilan menyimak dan berbicara
Menyimak dan berbicara adalah 2 hal yang saling berhubungan. Dalam suatu percakapan antar 2 orang keterampilan ini mutlak dibutuhkan, bagaimana si A berbicara menyampaikan informasi dan pada saat itu juga si B menyimak informasi yang diberikan, begitu pula sebaiknya.
Namun ada saja situasi dimana terjadi situasi Non Interaktif dimana kita hanya meyimak informasi yang diberikan oleh si pembicara. Lalu untuk melatih kedua keterampilan ini secara bersama – sama dalam situasi yang interaktif sebaiknya kita menggunakan metode diskusi kelompok, ataupun Tanya jawab agar nanti ke dua pihak dapat bergantuan menyimak dan berbicara.

    1. Keterampilan membaca dan menyimak
Keterampilan membaca dan meyimak adalah keterampilan yang penting dalam penyampaian informasi. Si pembaca menggunakan keterampilan membacanya dan si pendengar menyimak dengan baik informasi yang dibacakan. Si pendengar menyimak informasi harus sesuai informasi yang diberikan agar tidak terjadi miss communication antar kedua pihak.

Dalam menyimak informasi yang disampaikan oleh pembaca ada tujuan dibalik si pendengar tersebut menyimak informasi yang diberikan yaitu:
Ø  Menyimak kreatif: menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
Ø  Menyimak kritis: menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif.
Ø  Menyimak ekstrinsik: menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak umum dan lebih bebas.
Ø  Menyimak selektif: menyimak yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dan memilih untuk mencari yang terbaik.
Ø  Menyimak sosial: menyimak yang dilakukan dalam situasi-situasi sosial.
Ø  Menyimak estetik: menyimak yang apresiatif, menikmati keindahan cerita, puisi, dll.
Ø  Menyimak konsentratif: menyimak yang merupakan sejenis telaah atau menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk.

    1. Keterampilan membaca dan menulis
Membaca dan menulis adalah kedua keterampilan dalam ragam tulis. Membaca adalah kegiatan yang bersifat produktif yang mendapatkan informasi dan menulis adalah kegiatan reseptif yang menghasilkan informasi.

Seorang penulis biasanya menuangkan gagasan, pikirannya, dan informasi yang dia ingin sampaikan dalam bentuk tulisan. Dan seorang pembaca berusaha memahami gagasan, pikiran, dan informasi dari si penulis yang disampaikan olehnya melalui tulisan.

Membaca adalah suatu proses kegiatan yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu (Burns, 1985). Proses tersebut berupa penyandian kembali dan penafsiran sandi. Kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya (Anderson, 1986). Lebih dari itu, pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalamannya (Ulit, 1995). Sejalan dengan hal tersebut, Kridalaksana (1993) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambing-lambang grafis dan perubahannya menjadi bicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras. Kegiatan membaca dapat bersuara nyaring dan dapat pula tidak bersuara (dalam hati). Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafis tersebut (Bryne, 1983). Lebih lanjut Bryne menyatakan bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis symbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata tersusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan karang-mengarang, pengarang menggunakan bahasa tulis untuk menyatakan isi hati dan buah pikirannya secara menarik kepada pembaca. Oleh karena itu, di samping harus menguasai topik dan permasalahannya yang akan ditulis, penulis dituntut menguasai komponen :
a.       Grafologi
b.      Struktur
c.       Kosakata
d.      kelancaran.

Aktivitas menulis mengikuti alur proses yang terdiri atas beberapa tahap. Mckey mengemukakan tujuh tahap yaitu :
a.       pemilihan dan pembatasan masalah.
b.      pengumpulan bahan.
c.       penyusunan bahan.
d.      pembuatan kerangka karangan.
e.       penulisan naskah awal.
f.       Revisi.
g.      penulisan naskah akhir.
                 
                  Secara garis besar proses dalam menghasilkan suatu tulisan adalah sebagai berikut :
    1. Pramenulis
Dalam tahap ini seorang penulis sedang menentukan ide/gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, bentuk/jenis tulisan, membuat kerangka tulisan, dan mengumpulkan bahan – bahan materi tulisan.
Biasanya dalam mencari bahan untuk menulis seorang penulis mencari bahannya melalui metode observasi, wawancara ke narasumber, membaca buku, Koran , majalah, ataupun browsing di dunia maya dalam era modern kali ini. Setelah dapat dia akan menentukan jenis tulisan naratif , deskriptif, persuasi, atau ekposisi.  Setelah itu dia akan menentukan gaya penulisan yang digunakan olehnya ditulisan tersebut.

    1. Menulis
Dalam tahap ini seorang penulis sudah menjabarkan ide dan gagasan yang dia punyai dalam bentuk tulisan. Kata demi kata dirangkai menjadi kalimat dan kemudian disusun menjadi suatu paragraf. Dalam tahap ini pengetahuan penulis dibidang kebahasaan dan teknik penulisan harus digunakan.
Pengetahuan kebahasaan dibutuhkan untuk menentukan gaya bahasa, pemilihan kata dan pembentukan kalimat. Pengetahuan teknik penulisan diterapkan oleh penulis untuk membuat struktur kalimat dari awal sampai akhir paragraf.

    1. Merevisi
Tahap merevisi dilakukan saat proses menulis selesai dilakukan. Pada tahap ini seorang penulis mengoreksi kalimat, struktur karangan dan kebahasaan. Dalam pengoreksian kali ini penulis mengoreksi susunan karangan sudah betul atau tidak, pemilihan kalimat yang jelas, dan tanda bahasa yang sudah tepat.


    1. Mengedit
Dalam tahap ini penulis menentukan ukuran kertas, ukuran margin, ukuran huruf, dan pengaturan spasi. Kadang dalam proses ini seorang penulis memasukan gambar/bahan yang perlu ditambahkan dalam karangan. Hal itu dimaksudkan agar pembaca dapat lebih memahami lagi tulisan yang dia buat.

    1. Mempublikasi
Mempublikasikan adalah proses yang penting. Dalam tahap ini penulis mempublikasikan hasil tulisannya dalam bentuk cetak / noncetak ( elektronik ). Dalam era saat ini mempublikasikan tidak harus dicetak ke penerbit bisa juga dipublikasikan di website pribadi ( blog ), di forum – forum media lain seperti kompasiana, blog detik.com, ataupun dikaskus.



Daftar pustaka



Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

St Y. Slamet. 2008. Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.

Muhamadi. 2012 . “makalah pengaruh bahasa Indonesia dalam masyarakat“ Dalam http://moehamadie.blogspot.com/2012/03/makalah-pengaruh-bahasa-indonesia dalam.html diunduh pada tanggal 25 Desember 2012  pukul 13.00

Tanaku Intan.2012. “makalah bahasa Indonesia keterampilan berbahasa Indonesia” Dalamhttp://inthapharm.blogspot.com/2012/04/makalah-bahasa-indonesia-keterampilan.html diunduh pada tanggal 25 Desember 2012 pukul 13.25




Tidak ada komentar:

Posting Komentar