Nama
: Ihsan Wahyudi
Kelas
: 2DC01
NPM
: 43112566
Manajemen Proyek dan Resiko #(Softskill)
* Minggu ke-1
* Minggu ke-1
1.
Keuntungan
menggunakan formal manajemen proyek :
§ Kontrol yang lebih baik di bidang keuangan, fisik, dan
SDM.
§ Meningkatnya relasi dengan customer.
§ Waktu pembangunan yang lebih singkat .
§ Biaya yang lebih rendah.
§ Kualitas lebih tinggi & meningkatnya reliabilitas.
§ Keuntungan yang lebih besar.
§ Meningkatnya produktivitas.
§ Koordinasi yang lebih baik.
§ Moral pekerja lebih baik.
2.
Kendala-kendala
Manajemen Proyek
·
Proyek harus beroperasi dalam
lingkungan organisasi yang luas.
·
Manajer proyek perlu mengambil
pandangan holistik atau sistem proyek dan mengerti bagaimana terletak
didalam organisasi besar.
3.
Alat dan
teknik Manajemen Proyek
Alat dan tehnik manajemen proyek
membantu manajer proyek maupun timnya dari berbagai aspek manejemen proyek :
·
Analisis waktu, bagan Gantt, dan
diagram network.
·
Perkiraan biaya.
·
Perkiraan ruang lingkup.
# Bagan Gantt, diagram Network, dan alat
manajemen proyek enterprise :
ü Bagan Gantt

ü Diagram Network

ü Alat manajemen proyek enterprise

4.
Etika dalam Manajemen Proyek
Seorang PMP harus mengikuti kode etik yang ada. Karena kode
etik adalah begian penting dari semua manajemen proyek dan seorang PMP harus
bertanggung jawab secara professional.
Sumber :
Information
Technology Project Management, 5th "Edition" , by Kathy Schwalbe,
Thompson Course
Technology,
Boston-Massachusetts, 2007, Chapter 1 (ibm@ilkom.ac.id)
*Minggu
ke-2
1. Pemahaman
mengenai organisasi dan struktur dasar organisasi serta pengaruhnya pada proyek
Sebuah
organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaanya oleh masyarakat disekitarnya,
karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam
masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel struktur.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berarti keanggotaan seumur hidup akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam organisasi berpatipasi secara relatif teratur. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel struktur.
A.
Ukuran (size) :
·
Makin besar akan semakin komplek
impersonal, semakin lugas , semakin sulit diarahkan, semakin sulit dipadukan.
·
Ukuran menciptakan dilema.
·
Tak ada yang tahu ukuran yang optimum.
B.
Jumlah tingkatan hirarkhi :
·
Kalau terlalu banyak bisa timbul
kesulitan komunikasi vertikal.
·
Sebaiknya tak terlalu banyak.
·
Perhatikan efektivitas komunikasi.
C.
Struktur kewenangan :
·
Orang-orang yang punya kewenangan
membuat keputusan bagi organisasi.
·
Siapa saja yang termasuk dalam
struktur.
·
Bila hanya satu orang bisa timbil
kesulitan
·
Pendelegasian wewenang.
D.
Struktur komunikasi :
·
Variabel yang terpenting.
·
Dari puncak hirarkhi sampai ke
paling bawah.
·
Juga perlu diperhatikan komunikasi
horisontal.
E.
Struktur tugas :
·
Sama dengan struktur peranan.
·
Cara organisasi membagi-bagi
tugas/pekerjaan kepada anggota-anggotanya.
·
Apakah semua pekerjaan terbagi habis.
·
Apakah semua anggota mendapat
peranan.
·
Apakah hanya orang tertentu saja
yang berperan.
F.
Struktur
status dan prestis:
·
Apa yang diperoleh dari organisasi
dengan pengorbanan yang diberikan
·
Apakah prestis (gengsi) seseorang
akan naik dengan menjadi anggota organisasi
·
Apakah prestis terbagi secara
merata
·
Apakah organisasi memiliki jenjang
status yang terbuka bagi semua anggota
G.
Jarak
psikologis:
·
Antara orang yang di puncak
(pengambil keputusan) dan orang- orang di bawah (yang melakukan pekerjaan).
·
Komunikasi emosi antara orang-orang
dalam hirarkhi.
·
Menunjukkan kemudahan komunikasi
vertikal effektif/tidak.
2. Phase dan siklus hidup proyek
Ø
Ada 6 tahap siklus hidup proyek
yaitu: Model Water Fall, System Engineering, Over Lapping Phases, Prototyping,
Joint Aplication Development, Herative Life Cycle. Berikut penjelasan secara
detailnya:
A. Model Water
Fall
- System /
Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan
mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam
bentuk software.
- Analisis
Kebutuhan Perangkat Lunak / Software Requirements Analysis. Proses
pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.
- Design. Proses ini
digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke
dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai.
- Coding. Untuk dapat
dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus
diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke
dalam bahasa pemrograman melalui proses coding.
- Testing /
Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah di ujicobakan.
- Maintenance.
Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah
pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu.
B.
System Engineering
Tahapannya
dengan menggunakan OMT (Object Modelling Technique) :
- Model
Objek.
- Model
Dinamis.
- Model
Fungsional.
C.
Over
Lapping Phases
- Komunikasi
pelanggan, yaitu tugas-tugas untuk membangun
komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh
pelanggan.
- Perencanaan, yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya,
ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
- Analisis Resiko, yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko
manajemen dan teknis.
- Perekayasaan, yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih
representasi dari apikasi tersebut.
- Konstruksi
dan peluncuran, yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan
untuk mengkonstruksi, menguji, memasang , dan memberi pelayanan kepada pemakai.
- Evaluasi
Pelanggan, yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan
umpan balik dari pelanggan.
D.
Prototyping
-
Pengumpulan
kebutuhan. Pelanggan dan pengembang
bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan
semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
-
Membangun
prototyping. Membangun prototyping dengan
membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan
(misalnya dengan membuat input dan format output).
-
Evaluasi
protoptyping. Evaluasi ini dilakukan oleh
pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann
pelanggan.
-
Mengkodekan
sistem. Dalam tahap ini prototyping yang
sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
-
Menguji
sistem. Setelah sistem sudah menjadi suatu
perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.
-
Evaluasi
Sistem. Pelanggan mengevaluasi apakah
sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
-
Menggunakan
sistem. Perangkat lunak yang telah diuji
dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
E.
Joint
Aplication Development
-
Bussiness
Modelling. Tahap ini untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan informasi.
-
Data
Modelling. Tahap aliran informasi yang sudah
didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data.
-
Process Modelling.
Tahap dimana objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi
yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi bisnis.
-
Aplication
Generation. Tahap dimana menggunakan component
program yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi.
-
Testing
and Turnover. Tahap pengujian sistem.
F.
Herative
Life Cycle
-
Perencanaan
(Planning). Tujuan dari tahap perencanaan
adalah untuk meng-hasilkan rencana kerja (work plan) formal untuk pengembangan
sistem.
-
Pendefinisian
Knowledge (Knowledge Definition). Tujuan
tahap ini adalah mendefiniskan kebutuhan knowledge dari sistem.
-
Perancangan
Knowledge (Knowledge Design).
Tujuan tahap ini adalah menghasilkan rancangan rinci untuk sistem.
-
Koding dan
pengujian (Code and Checkout).
Tahap ini menandakan dimulainya pemrograman.
-
Verifikasi Knowledge (Knowledge Verification). Tahap ini
bertujuan untuk menentukan ketepatan, kelengkapan, dan konsistensi sistem.
-
Evaluasi sistem (System Evaluation). Tahap ini
merupakan tahap akhir dari siklus dan bertujuan untuk menyimpulkan apa yang
dipelajari dari rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan.
3. Konteks dari proyek IT
Sebuah fenomena yang unik telah
terjadi dalam bidang teknologi informasi. Fenomena ini dapat dilihat pada
seluruh aktivitas yang terdapat didalamnya. Hampir seluruh aktivitas yang
terkait dengan kegiatan perencanaan, pengembangan dan penerapan teknologi informasi
dilakukan melalui aktivitas berbasis proyek. Hal ini tentunya sangat berbeda
dengan menyelesaikan sebuah pekerjaan yang bersifat rutin, dimana dalam
menyelesaikan aktivitas berorientasi proyek, waktu pelaksanaan kegiatan,
sasaran yang ingin dicapai, out put yang akan dihasilkan, pihak-pihak yang
terlibat, besarnya anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan ditetapkan dengan
jelas
Fenomena diatas mengindikasikan
bahwa seseorang yang ingin berhasil dalam meniti karir di dunia IT, harus
memiliki kemampuan yang baik dalam bidang manajemen proyek teknologi informasi.
Selain diterapkan dalam bidang konstruksi, ilmu manajemen proyek juga tidak
kalah pentingnya untuk diterapkan dalam bidang IT. Nilai proyek IT yang cukup
besar menyebabkan penanganan proyek-proyek IT harus direncanakan secara matang.
Tidak jarang banyak proyek IT yang mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan,
jadwal maupun batasan biaya yang telah ditetapkan diawal.
4. Keahlian yang disarankan bagi manajer
proyek
Seorang
manajer proyek harus memiliki keterampilan yang luas hardskill maupun
softskillnya keahlian yang disarankan yaitu :
- Keterampilan berkomunikasi yang
baik dan tegas
- Keahlian dalam berorganisasi
sehingga dapat membuat rencana dan menganalisis masalah
- Keterampilan team-building untuk
memotivasi dan bekerja sama pada tim proyeknya
- Keterampilan teknologi
- Keterampilan penyesuaian diri
yaitu fleksibel, kreatif, sabar serta pantang menyerah
- Keterampilan kepemimpinan agar
memberikan visi yang besar untuk tujuan proyek tersebut
Sumber:
*Minggu
ke-3
1.
Hubungan
antara grup proses dan area knowledge
Knowledge
berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup
proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi
kelancaran proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge
merupakan memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi di dalam grup
proses.
2.
Studi
kasus : JWD Consulting’s Project Management Intranet Site
JWD Consulting’s Project Management Intranet Site terdiri dari beberapa proses sebagai berikut ini:
v Initiating
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar
Input:
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar
Input:
·
Mengidentifikasikan pihak-pihak yang
berkepentingan.
·
Menganalisis kebutuhan yang
diperlukan dalam membangun proyek.
·
Memperkirakan resiko-resiko yang
akan muncul.
Output:
·
Project charter terselesaikan dan
disepakati.
·
Terpilihnya Manajer Proyek.
·
Teridentifikasinya pihak-pihak yang
berkepentingan.
·
Business case terselesaikan.
v Planning
Tujuan utama dari perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan proyek
Input:
Tujuan utama dari perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan proyek
Input:
# Berupa output dari proses inisiasi sebelumnya.
Output:
·
Ditentukannya lingkup proyek.
·
Adanya kontrak tim.
·
Adanya WBS.
·
Scheduled Project terbentuk.
·
Adanya daftar dari resiko yang
diprioritaskan.
v Executing
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa
aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi.
Input:
# Berupa
output dari proses perencanaan (planning)
Output:
·
Mengimplementasikan solusi dari
masalah-masalah yang ada.
·
Mengetahui data performansi kerja
dari tim.
·
Perencanaan Manajemen Proyek
(diperbaharui).
·
Terkualifikasinya daftar penjual.
v Monitoring and Controlling
Monitoring and Controlling merupakan
pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan
adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk
memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal.
Input:
# Berupa
output-an dari proses sebelumnya.
Output:
·
Adanya recommended corrective
actions, preventive actions, dan defect repair.
·
Terukurnya performansi.
·
Terukurnya kontrol kualitas.
·
Resolved Issues.
v
Closing
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang
menerima layanan ataupun produk akhir kita.
Input:
# Berupa
output dari proses penutupan.
Output:
·
Final Product, service or result.
·
Menutup kontrak.
·
Dokumentasi.
3. Dokumen inisiasi proyek
Dokumen inisisasi proyek merupakan dokumen yang berisi tentang tahap awal
kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan
oleh tim proyek.
4. Eksekusi proyek, pengawasan proyek,
penyelesaian proyek, dan Post-Project Follow-up
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka
aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek.
Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan
dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan
dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses
manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol pelaksanaan proyek
juga penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
Sumber :
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/16/grup-proses-manajemen-proyek/
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
*Minggu ke-4
1. Proses dan overview Project Integration
Management
Sembilan
proses project integration management dapat menjelaskan bidang ilmu dan berbagai
pengalaman praktis di manajemen proyek, dari sudut pandang komponen-komponen
prosesnya. Proses-proses tersebut diorganisasikan menjadi delapan bidang ilmu
yang akan dijelaskan dibawah ini:
- Manajemen Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan, perencanaan lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup.
- Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal.
- Manajemen Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri dari perencanaan sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian biaya.
- Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek, secara paling efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan staff dan pembangunan tim kerja.
- Manajemen Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan kinerja,dan penyelesaian administratif.
- Manajemen Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan dengan pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan penanggulangan resiko dan pengendalian penanggulangan resiko.
- Manajemen Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan pengadaan, perencanaan tata cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta, pemilihan peserta, pemilihan mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja dan penyelesaian kontrak.
- Manajemen Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan baik. Manajemen integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan rencana proyek dan pengendalian perubahaan secara keseluruhan.
2. Contoh Outline untuk Software Project
Management Plan (SPMP)
3.
Eksekusi
rencana proyek dan ketrampilan penting yang dibutuhkan
·
Mengelola eksekusi proyek
·
Eksekusi Proyek adalah tahap
melaksanakan pekerjaan yang telah digambarkan dalam project plan
·
Mayoritas waktu dan uang digunakan
dalam eksekusi proyek
·
Area aplikasi proyek sangat
mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama eksekusi proyek inilah produk dari
proyek dihasilkan.
- Kepemimpinan.
- Komunikasi.
- Politik.
- Kemampuan menggunakan tools dan techniques.
- Work Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar.
- Status Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan.
- Project Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek.
4. Integrated change control dan process
pada proyek TI
Integrated change control
Termasuk di dalamnya
mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola perubahan selama project life
cycle
- Tujuan utama pengendalian perubahan:
- Memperhitungkan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan dalam rangka menjamin bahwa perubahan menguntungkan (cross check scope, time, cost & quality)
- Menentukan apakah perubahan sudah terjadi
- Mengelola perubahan yang terjadi
- Pandangan lama: Tim Proyek harus melakukan apa yang sudah direncanakan tepat waktu dan tepat biaya
- Masalahnya: Stakeholders jarang sekali menyetujui batasan proyek di awal, serta waktu dan estimasi biaya seringkali tidak akurat
- Pandangan Modern: Manajemen Proyek adalah proses komunikasi dan negosiasi yang konstan
- Solusi: Perubahan seringkali memberikan keuntungan dan tim proyek harus membuat rencana untuk mengakomodasi perubahan tersebut
5. Konfigurasi Manajemen
- Cara menjamin bahwa deskripsi dari produk yang dihasilkan sudah benar dan lengkap
- Berkonsentrasi pada identifikasi dan mengendalikan karakteristik produk berdasarkan fungsional dan desain fisik produk
- Spesialis manajemen konfigurasi bertugas untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan
- konfigurasi, mengendalikan perubahan, mencatat dan melaporkan perubahan, serta audit produk-produk dalam rangka verifikasi kesesuaiannya dengan requirement.
Sumber
:
http://yankumala.wordpress.com/2011/10/08/grup-proses-manajemen-proyek-dan-integrasi manajemen-proyek/



Tidak ada komentar:
Posting Komentar